NASEHAT BUAT PAK WIRANTO, CAHYO KUMOLO, & TITO, dan Para Pejabat Anti Islam
Oleh: Syamsuddin Ramadhan*
Sesungguhnya kami telah menyimak opini dan wacana pembubaran HTI yang kalian massifkan. Bahkan Pak Wiranto sudah bikin konferensi pers terkait dengan alasan dan langkah pemerintah untuk membubarkan HTI.
Setidaknya ada 3 alasan, jika memang sah disebut alasan, pembubaran HTI; (1) HTI tidak mengambil peran aktif dalam pembangunan nasional, (2) kegiatan HTI terindikasi kuat bertentangan dengan tujuan, asas, dan ciri yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, (3) aktivitas HTI berpotensi menimbulkan benturan di masyarakat sehingga mengganggu ketertiban masyarakat dan keutuhan NKRI.
Adapun dalih pertama, bahwa HTI tidak memberikan kontribusi aktif untuk pembangunan nasional, sejatinya ini adalah tuduhan, imajinasi, dan halusinasi kaum paranoid dan benci Islam. Jika peran aktif untuk pembangunan nasional diartikan tunduk dan patuh terhadap kebijakan pemerintah, maka kami nyatakan bahwa justru pemerintahlah yang telah merusak negeri ini dengan kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada korporasi asing, dan mengabaikan hak-hak rakyat. Di sinilah peran politik HTI yang selalu kritis dan terbuka mengungkap keburukan dan kemudlaratan kebijakan rejim liberal, Semata-mata untuk menjaga hak rakyat Indonesia agar tidak dirampok kaum imperialis. Jika kami ditanya kontribusi nyata, sesungguhnya setiap anggota HTI adalah rakyat Indonesia yang terhormat, dengan peran dan andil masing-masing. Semua bekerja dan berperan aktif mengabdi sepenuhnya untuk kepentingan rakyat, mulai yang berprofesi sebagai guru, dosen, pedagang, pegawai negeri, dll. HTI juga terus membina kaum Muslim agar melek terhadap Islam serta agar mereka meninggalkan perbuatan maksiyat seperti korupsi, pungli, judi, meriba, berkhianat terhadap rakyat, memprivatisasi asset milik rakyat, dan memburu rakyat yang terduga teroris. Oleh karena itu, makna yang terkandung dalam alasan pertama ini adalah karena HTI kritis terhadap kebijakan pemerintah, dan terus menyingkap keculasan dan kemudlaratan kebijakan rejim demokrasi-liberal, sehingga pemerintah harus membubarkan HTI.
Kedua, kegiatan HTI bertentangan dengan Pancasila dan UUD 45. Kami bertanya, mana pasal yang menyatakan bahwa dakwah syariah dan khilafah bertentangan dengan Pancasila dan UUD 45? Pancasila dan UUD 45 yang mana? Bukankah Anda selalu mengatakan bahwa Pancasila itu sejalan dan tidak memusuhi Islam? Lantas, bukankah syariat dan khilafah merupakan bagian dari ajaran Islam? Dengan demikian, yang bertentangan dengan kegiatan HTI itu bukan Pancasila dan UUD 45, tetapi tafsir sepihak Anda terhadap Pancasila & UUD 45. Dan sesungghnya alasan ini pula yang digunakan rejim represif Soeharto untuk menumpas gerakan Islam.
Ketiga, kegiatan HTI menimbulkan friksi dan benturan di tengah masyarakat. Masyarakat yang mana? Selama ini (lebih 20 tahun -red), setiap HTI melakukan kegiatannya tidak pernah ada penolakan dari masyarakat, bahkan aparat. Namun, baru tahun atau bulan-bulan ini saja ada gerombolan segelintir orang yang ngerecoki HTI. Yang mana kami tahu semua itu adalah rekayasa, dan jumlah yang direkayasa untuk menolak itu jumlahnya sangat sedikit, tapi karena ada kepentingan pengopinian, akhirnya digembar-gemborkan besar. Siapa yang bermain, tentunya para bangsat pemecah belah dan haus darah rakyat yang semoga segera dimatikan oleh Allah swt. Tujuannya untuk mengopinikan bahwa kegiatan HTI menimbulkan eskalasi. Padahal eskalasi itu adalah eskalasi buatan dan hasil dari pengopinian dan rekayasa, bukan fakta sesungguhnya.
Oleh karena itu, wahai Pak Wiranto jangan gampang dibodohi dan disetir oleh pejabat yang benci Islam, bantulah perjuangan HTI, sungkurkan pejabat-pejabat yang mengarahkan dan menyetir Anda untuk membubarkan HTI. Karena kami percaya Anda adalah jenderal cerdas yang tidak mudah disetir atau disetting oleh aparat lain.
Wahai Pak Cahyo, belajarlah Islam yang benar agar bapak tidak tersesat dan terjauh dari jalan kebenaran. Sebab, kebodohan adalah pangkal kerusakan.
Wahai TITO, berhati-hatilah Anda, karena kepercayaan diri Anda justru akan menjerumuskan Anda dalam kebinasaan. Anda merasa pintar, padahal yang disebut orang pintar itu adalah orang yang mengoreksi dirinya apakah ia sudah sejalan dengan Islam atau malah menyimpang dari Islam; serta orang yang berbuat untuk orientasi akherat. Permusuhan Anda terhadap syariat dan khilafah telah menyingkap hakekat dan kesejatian Anda. Jangan bermain api dengan Islam dan kaum Muslim. Kami tahu Anda adalah mantan kepala Densus 88 dan pengawal proyek deradikalisasi. Kami yakin apa yang Anda lakukan saat ini justru akan menyuburkan dakwah syariat dan khilafah, karena Anda tidak pernah sanggup menumpas syariat dan khilafah.
Wahai Pak Wiranto, Cahyo Kumolo,dan Tito, Anda pasti akan mati dan kelak dimintai pertanggungjawaban oleh Allah swt. Jabatan dan harta kalian tidak akan sanggup menyelamatkan kalian dari siksa Allah. Oleh karena bertaubatlah, sebelum Anda dimatikan Allah swt.
*Sumber: fb