SURAT TERBUKA UNTUK PARA ROMO & SUSTER DI SEKOLAH-SEKOLAH KATHOLIK se-INDONESIA


SURAT TERBUKA UNTUK PARA ROMO & SUSTER DI SEKOLAH-SEKOLAH KATHOLIK se- INDONESIA

Saya F.X Kadiaman, seorang Katholik sejak lahir, saya taat akan ajaran yang diajarkan oleh agama saya dan saya cinta NKRI.

Romo dan Suster yang saya hormati.

Saya mohon untuk para romo dan suster di sekolah sekolah untuk tidak memaksakan ego kalian, tidak memaksakan kepentingan segelintir orang.

Saya mohon jangan rusak anak2 kami dengan dongeng yang menyesatkan, kalau kalian cinta dengan agama kita dan NKRI ini mohon jangan memaksakan ego dan kepentingan segelintir orang kepada anak2 kami.

Saya terkaget ketika malam hari sepulang kerja, anak perempuan saya yang duduk di bangku SMP mengajak saya untuk mendoakan Ahok agar Ahok terlepas dari jeratan hukum, "Papi ayo doakan Pak Ahok anak Tuhan yang sedang mendapat cobaan iblis".

Sontak, saya bertanya, siapa yang mengajarkanmu Nak?

Anak saya menjawab. "Hari ini di sekolah suster mengajak kita semua mendoakan Pak Ahok agar terlepas dari cobaan Iblis".

Anak2 kami tidak tahu apa itu politik,
Mengapa kalian melibatkan anak sekolah untuk urusan Ahok? Apa mereka kenal dengan Ahok? Ya mungkin mereka tau Ahok dari media yang ada. Siapa yang tidak tahu kalau media sekarang tidak netral alias sudah menjadi suatu partisan seorang yang maju dalam ajang politik.

Tapi apakah Ahok Anak Tuhan seperti yang kalian ceritakan??

Apakah Anak Tuhan berbicara kotor di publik?

Apakah Anak Tuhan menindas kaum yang lemah dan berpihak kepada kartel?

Apakah Anak Tuhan Korupsi?

Ketika seorang katholik tidak mendukung Ahok apakah itu berarti dia melanggar ajaran Tuhan?

Saya tidak mau terjebak dengan logika bodoh yang disampaikan beberapa pemimpin agama kalau ahok anak tuhan dsbnya.

Para romo dan suster yang sangat saya hormati, ini bukan urusan agama ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan agama ataupun Ras!!! Ini masalah 1 orang bernama Ahok yang menistakan agama lain dan 1 orang manusia biasa ini juga memiliki tabiat yang buruk. Maka jangan bodohi anak2 kami dengan menyebut dia anak Tuhan.

Coba kalian renungkan kasus2nya
- indikasi korupsi pengadaan busway
- reklamasi
- sumber waras
- penggusuran bukit duri.

Sebagai pengayom harusnya kalian tidak mengajarkan hal-hal kebohongan kepada para gembala - gembala Tuhan.

Semakin kalian memaksakan ego kalian dan kepentingan segelintir orang, maka kebhinekaan yang kita banggakan semakin jauh, karena apa? Karena akan semakin terlihat bahwa kita hanya ingin golongan kita saja yang paling benar.

Hormatilah keputusan Hakim, kalau kalian tidak puas dengan keputusan Hakim, ya itu realita di Negara kita ini. Tapi pertanyaanya kemana kalian kalau merasa Hukum di Negara ini sudah tidak adil???

Apakah hanya karena Ahok di vonis 2th Penjara lalu kalian bilang Hukum sudah mati??

Mengapa saat Nenek divonis penjara karena mengambil kayu dan seorang Kakek tua divonis karena menanam singkong kalian diam?

Apa kalian hanya berpihak kepada kelompok tertentu?

Sekali lagi, saya mohon... anak kami sedang menimba ilmu di sekolah, bukan sedang mendengarkan dongeng. Tolong jaga masa depan anak2 kami. Biarkan mereka tumbuh kembang dengan kejujuran.

Mari kita jaga simpul kebhinekaan kita.

NKRI harga mati. Semoga Tuhan memberkati kita semua.

Salam,

FX.Kadiaman
Benda, 10 Mei 2017

__
Sumber: fb