Perilaku gerombolan masyarakat bawah dan cermin kepanikan aparat cabai merah.

Perilaku gerombolan masyarakat bawah dan cermin kepanikan aparat cabai merah.
Menamakan diri sebagai ormas pembela pancasila, sekumpulan gerombolan aliran hitam ini turun ke jalan lalu mangkal didepan Mapolda. Sesampainya disana, atas nama bela negara mereka kemudian teriak-teriak menyerupai orang gila yg baru dilepas ke tengah kota.
Sementara di ujung jalan sebelah Utara, tampak banyak saudara kita yg berjajar rapi dalam deretan shaf di jalan raya.
Rukuk dan sujud pada Rabb penguasa semesta, lalu berdoa utk keselamatan sang Imam tercinta yg saat ini tengah di upayakan masuk penjara oleh kelompok cicak betina.
Entah apa maunya mereka, sesaat duduk tenang sambil melahap sari roti yg sdh lewat kadaluarsa. Tapi sesaat kemudian tetiba bangkit menggila, lalu teriak-teriak secara mem-babi buta. Padahal di dalam cerita, Si Buta berasal dari goa hantu, bukan dari goa babi... #eh
Singkat cerita,, sang Imam dari kelompok yg tengah sujud itu pun selesai diperiksa, keluar dari Mapolda kemudian pamit dengan bersahaja. Melambaikan tangan pada para pecinta setia, pun pada kumpulan org-org gila sebelah sana. Tak disangka, ada juga diantara mereka yg tanpa sadar melambai bahagia pada sang Imam tercinta. Tak disadari, kawan disebelahnya melirik lalu berkata; "heh kampret, dia bukan junjungan kita!!!" Seperti biasa, sang Imam hanya tertawa penuh wibawa melihat kelakuan mereka.
Tersadar bahwa sang Imam telah hilang dari pandangan mata, sekumpulan gerombolan hitam itu panik-sepaniknya, melebihi paniknya para janda saat putus tali BH,, persis kelakuan para pendukung si penista agama saat junjungannya keselek fitsa.
Gerombolan mulai menggila, merasa diri binaan sang Kapolda, mereka menghantam apa saja yg ada di depan mata. Bagi mereka yg doyan mabuk itu, apapun yg kelihatan putih-putih adalah musuh kelompoknya, baik manusia bahkan sampai pohon dan bis kota.
Dasar memang pemabuk, ditarik-nya dua orang berpakaian putih ke dalam gang di pinggir kota. Lantas didorong sambil menggonggong :
# "hey.. kalian berdua FPI ya...???",
+ "Bukan kang kami bidan RSUD" Jawab korban yg saat itu telungkup di mulut gang. "Ampun kang, jangan diapa-apain, kami ini wanita tua, sudah lepet.. kalo akang-akang mau yg emoy-emoy, gimana kalo kami belikan tahu bulat saja, biar kecil, tapi kan gurih-gurih nyoy..", kata sang bidan merayu.
# "An**g" gumam si gerombolan. "Jangan Kurang Ajar kalian, kami ini cicak kesayangan pak Kapolda. Kami tidak makan tahu, tapi kalo arak kami mau. Sini, kami minta mentahnya saja..." Ujar mereka.
Para wanita tua itu kemudian berdiri merogoh dompet. Alangkah kagetnya sang gerombolan ketika mereka saling bertatapan. Tapi lain halnya dengan salah satu bidan sang calon korban, ia justru meradang melihat wajah si gerombolan,,
Sambil melemparkan cabe kriting pada wajah sang gerombolan, sang bidan berkata, "Paujaaaan, bibi mu sendiri kau jadikan sasaran,, dasar anak setaann..!!"
Gerombolan kepanasan dan lari gak karuan, tersandung marka jalan lalu jatuh menghantam tiang rambu-rambu perempatan. Tumbang, patah tulang, lalu pingsan.
Entah siapa yg membawa, saat tersadar sang gerombolan sdh terbaring di sebuah kasur rumah sakit dengan mata, kepala dan tangan diperban. Tak lama kemudian, datanglah sang pembina dari Mapolda.
"Kenapa bisa begini nak....?" Tanya sang pembina sambil dicatat wartawan.
"FPI Boss, FPI.." kami tak terima,, dipukuli laskar 125 orang. Mereka brutal boss, sungguh mirip bidan #eh hewan, hewan boss. ujar gerombolan sambil mewek.
"Baik" tolong catat, dan beritakan, kata sang pembina pada wartawan.
Jauh disana, sang Imam tetap bersahaja, tak kenal lelah memberi petuah-petuah pada para pemuda pembela agama.
"Sabaaaar,, sabar sodara.. Kita ndak usah menghantam, ndak usah ribut. Mereka bukan musuh kita sodara, bukan musuh kita. Musuh kita jelas sodara, jelas bukan mereka !! mereka hanya orderan sang junjungan yg phobia dengan onta. Sabar sodara, kita tawakkal." Begitu kata sang Imam.
 ***
(Ini hanya tulisan biasa, adapun kesamaan tokoh, nama, gambar dan peristiwa hanyalah kebetulan belaka)
Hizbullah Ivan
13.01.2017