Foto Aksi Bela Islam NTB |
Politisi Muda Golkar Ahmad Doli Kurnia Tanjung mengungkapkan, setidaknya ada tiga pernyataan yang menjadi kontroversi saat sidang perdana kasus penistaan agama dengan terdakwa, Basuki Tjahja Purnama (Ahk).
Pertama ketika kuasa hukum Ahok menyebut persidangan bisa terjadi karena adanya tekanan massa GNPF-MUI.
''Pernyataan ini adalah fitnah besar bagi umat Islam, sekaligus merendahkan dan menjatuhkan wibawa hukum dan peradilan Indonesia,'' kata Doli, di Jakarta, Rabu (14/12).
Kedua, lanjut dia, pernyataan adanya politisi busuk yang terlibat dalam kasus penodaan agama. Menurutnya, pernyataan itu justru memperlihatkan karakter Ahok yang selalu mencari kesalahan atau mengkambinghitamkan orang lain.
''Pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa Ahok sama sekali merasa tidak bersalah dan out of context. Sudah nyata bahwa pribadi Ahok-lah yang menistakan Alquran dan tidak ada kaitannya dengan orang lain, politik, pilkada, apalagi politisi,'' katanya.
Ketiga, Doli menuturkan, pernyataan bahwa Alquran memecah belah rakyat menggambarkan isi kepala Ahok terhadap Islam. Ia menjelaskan, Ahok sudah berkali-kali tidak bisa menyembunyikan emosinya dan selalu mengeluarkan pernyataan secara spontan sebagai bentuk permusuhannya terhadap Islam.
''Alquran selalu dijadikan kambing hitam dalam upaya memuluskan ambisi politiknya. Jadi, bila dilihat dari isi tanggapannya itu, sama sekali tidak relevan bahkan kontras dengan 'drama tangisan' yang dibuatnya di depan persidangan," katanya.
Sumber Republika.co.id